Di sisi lain, dia menjelaskan, pabrik kelapa sawit (PKS) saat ini menghadapi kegamangan. Pasalnya, di satu sisi, PKS harus membeli TBS petani, namun di sisi lain industri pengolahan lambat menyerap CPO PKS.
“Jadi anjloknya harga TBS petani karena besaran beban dari CPO dan lambatnya ekspor,” ucap dia.
Dia pun mengusulkan pemerintah menjadikan DMO/DPO dan percepatan eskpor Flush Out sebagai pilihan, bukan ketentuan yang semua harus dipenuhi.
“Ketentuan Flush Out sebaiknya menjadi alternatif yang bisa dipakai oleh eksportir, jika keberatan memenuhi DMO/DPO. Kalau eksportir tidak mau memenuhi DMO/DPO boleh menggantinya dengan FO sebesar 200.000 dolar AS per ton,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko akan berusaha semaksimal mungkin membantu dan berjuang mengembalikan harga TBS menjadi normal.
“Saya juga akan segera menyampaikan ke Presiden soal keluhan dan usulan Apkasindo,” ujar Moeldoko.