JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan alasan pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri manufaktur yang melonjak sepanjang 2022.
Kepala BPS, Margo Yuwono, mengungkapkan alasan utama mengapa banyak PHK terjadi di industri manufaktur, khususnya tekstil akibat penurunan permintaan pasar global dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Penurunan permintaan pasar global ini sebagai dampak ancaman resesi AS," ujar Margo dalam rilis resmi Statistik di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Sementara itu, BPS mencatat industri makanan dan minuman yang mengambil andil terbesar pada industri manufaktur mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini didukung oleh peningkatan bahan baku pertanian dan peningkatan produksi CPO dan CPKO.
"Hal ini juga didukung dengan tingginya permintaan luar negeri," ungkap Margo.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan bahwa akar permasalahan PHK karena situasi pasar global. Pasalnya, perekonomian dunia sedang melambat, maka hal ini berdampak pada sejumlah negara tujuan yang terkontraksi.
Dia mencatat bahwa industri yang paling banyak melakukan PHK adalah industri yang mengandalkan ekspor. "Dengan adanya resesi, maka permintaan global pun menjadi anjlok," tutur Susiwijono.
Editor : Jeanny Aipassa