SEMARANG, iNews.id - PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) menargetkan memasok 2,2 juta ton biomassa untuk kebutuhan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanah Air. Jumlah pasokan biomassa pada tahun ini naik lebih dari 100 persen dibanding 2023.
“Tahun ini, target kami menyediakan 2,2 juta ton biomassa,” kata Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Fistantara usai FGD “Risiko, Tantangan dan Mitigasi pada Tatanan Rantai Pasok dan Komponen Pembentuk Harga Batu Bara dan Biomassa serta Energi Baru Terbarukan (EBT) Lainnya” di Semarang, dikutip, Rabu (24/7/2024).
Dia merinci, pada tahun 2021 PLN Group telah menggunakan 250.000 metrik ton biomassa untuk co-firing PLTU, tahun 2022 naik menjadi 500.000 metrik ton dan tahun 2023 mencapai lebih dari 1 juta metrik ton biomassa.
"Bahan biomassa itu dari hasil limbah, seperti serbuk gergajian kayu, limbah perkebunan, jerami, hingga cangkang sawit. Selain mengurangi CO2, biomassa dapat menggerakkan perekonomian masyarakat," kata dia.
Adapun, saat ini PLN EPI tengah mengimplementasikan program co-firing, yaitu substitusi batu bara dengan biomassa dengan rasio tertentu. Program ini langkah nyata menuju pencapaian Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Biomassa bisa dipastikan tidak akan mengakibatkan deforestasi alias penggundulan hutan. Sebab, bahan yang digunakan adalah limbah rumah tangga, serbuk gergaji, batang singkong dan bahan lain sesuai dengan mesin boiler yang digunakan PLTU.
Di Jawa Tengah, PLTU Rembang dan PLTU Adipala Cilacap telah memanfaatkan biomassa sebagai pengganti batu bara.