Dia menuturkan, ke depan PLN akan mengembangkan pola bisnis melalui skema waralaba atau franchise bagi masyarakat yang ingin berbisnis SPKLU. Hal ini lantaran Darmawan mengakui bahwa PLN tidak memiliki lokasi yang strategis untuk SPKLU seperti pusat perbelanjaan (mal), perbankan, kedai kopi maupun restoran cepat saji.
Untuk itu, PLN akan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk meningkatkan jumlah SPKLU. Meskipun Darmawan mengakui, kebutuhan SPKLU untuk sehari-hari sangat kecil karena sudah ditutup dengan adanya home charging yang telah dipasang di masing-masing rumah pengguna mobil listrik.
"Nah satu mobil listrik sekali charge rata-rata sekitar 300 sampai 380 km, bahkan ada yang 500 km. Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari paling jauh 60 sampai 70 km, artinya skali charge di rumah itu sudah bisa menutup kebutuhan listrik selama lima sampai enam hari operasi," ucapnya.
"Maka penggunaan SPKLU memang sangat minimum karena untuk kebutuhan sehari hari sudah ditutup dengan home charging. Tetapi khusus untuk mudik karena ini perjalanan jauh maka kebutuhan SPKLU menjadi meningkat," sambungnya.