Predikat ini menegaskan bahwa BNI telah memenuhi standar tertinggi ACGS, mencerminkan praktik tata kelola yang kuat, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing di pasar regional.
Adapun penilaian dilakukan terhadap 200 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar (Big Cap) dan menengah (Mid Cap) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, menggunakan metodologi ASEAN Corporate Governance Scorecard 2023.
Okki menegaskan bahwa penerapan GCG merupakan fondasi penting bagi keberlangsungan bisnis dan pertumbuhan BNI, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.
“Ke depan, BNI berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip GCG dan sustainability secara konsisten. Kami percaya tata kelola yang kuat dan berkelanjutan bukan hanya mendorong kinerja perusahaan, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham, nasabah, dan masyarakat luas,” ucapnya.