Tak hanya permodalan, Osid juga mengaku tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengurus kredit untuk modal usahanya. Terbaru, dia juga telah mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk bisnisnya.
"Alhamdulillah, kalau kita mentingin masalah setoran alhamdulillah BRI tidak mempersulit," ucapnya.
Perajin Tahu lainnya, Mardi juga memanfaatkan fasilitas kredit Kupedes. Namun, pada saat awal memulai usaha dia mengajukan pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
"Dari 2011 saya ambil KUR. Dulu awalnya kita ambil Rp30 juta untuk (tenor) 3 tahun," kata Mardi.
Setelah usahanya semakin berkembang, Mardi memanfaatkan fasilitas kredit melalui Kupedes BRI.
"Sekarang Kupedes, saya ambil sekarang Rp25 juta untuk nambahin modal, baru berjalan dua bulan (dari Januari 2024)," katanya.
Produk pinjaman Kupedes juga merupakan salah satu pendorong kinerja kredit segmen mikro BRI khususnya pascapandemi. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menuturkan, peningkatan kredit di segmen mikro terlihat dari kinerja Kupedes yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi.
“Bicara produk kredit UMKM sesungguhnya tidak hanya sekadar bicara kredit bersubsidi. Benar adanya bahwa di dalam riset BRI menyatakan nasabah pelaku usaha UMKM itu tidak sensitif terhadap suku bunga,” ucap Supari.