Dia menambahkan, Bukit Asam menargetkan produksi batu bara tahun ini sebesar 25,54 juta ton, naik 5 persen dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 24,25 juta ton. Tahun ini, kata dia, Bukit Asam menganggarkan investasi sebesar Rp6,55 triliun yang terdiri atas Rp1,43 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp5,12 triliun untuk investasi pengembangan.
Target pengembangan tahun ini, PTBA akan membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang, diantaranya PLTU Mulut Tambang Bangko Sumsel 8 dengan kapasitas 2x620 megawatt (MW) di Muara Enim, Sumsel. Konstruksi ditargetkan mulai triwulan III/2018. Untuk target financial closed dari pihak lender, yakni China Exim Bank ditargetkan Mei atau Juni tahun ini.
Sementara untuk amandemen power purchase agreement (PPA) telah ditandatangani bersama PT PLN (Persero). Proyek PLTU Sumsel 8 ini menelan investasi sebesar USD1,6 miliar. ”PLTU Sumsel 8 ditargetkan commercial on date pada 2021 untuk unit 1 dan pada 2022 untuk unit 2 dengan kebutuhan batu bara sebesar 4,2 juta ton,” kata dia.
Tak hanya itu, Bukit Asam juga mengembangkan PLTU Mulut Tambang Peranap dengan kapasitas 2x300 MW di Indragiri Hulu Riau. Target operasi PLTU ini dijadwalkan pada 2022. Bukit Asam juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang Sumsel 6 dengan kapasitas 2x300 MW di Tanjung Enim. PLTU ini direncanakan mulai beroperasi pada 2022.
Selain itu Bukit Asam bersama Inalum juga akan mengembangkan PLTU Kuala Tanjung dengan kapasitas 2x350 MW dengan target operasi 2021. Emiten tambang ini juga akan mengembangkan PLTU Halmahera Timur dengan kapasitas 2x40 MW Bersama Antam. Rencananya PLTU ini akan beroperasi pada 2021.