Menurut catatan McCarthy, peloton menyatakan pada Mei lalu, hanya memiliki 879 juta dolar uang tunai di bank pada akhir kuartal, yang membuatnya dikapitalisasi tipis. Itu memaksa perusahaan untuk meminjam 750 juta dolar AS untuk menjaga operasinya tetap berjalan.
Direktur Pelaksana GlobalData Neil Saunders mengatakan, perubahan tersebut merupakan kelanjutan dari perusahaan yang mencoba untuk mengukur dirinya sendiri setelah terlalu melebih-lebihkan permintaan pascapandemi untuk produknya.
"Sementara Peloton telah mengambil beberapa tindakan korektif, kerugiannya berputar di luar kendali dan ada kebutuhan mendesak untuk mengoreksi untuk menstabilkan neraca dan memulihkan kepercayaan investor," tulis Saunders.
Karyawan yang akan terpengaruh oleh PHK dari strategi tersebut, termasuk tim dukungan pelanggan, karyawan gudang, dan staf yang melakukan pengiriman dan pemasangan. Setelah PHK, Peloton akan memiliki sekitar 5.000 karyawan.
Keputusan ini datang satu bulan setelah Peloton mengumumkan akan berhenti membuat peralatan sendiri dan mengalihdayakannya ke pabrikan Taiwan. Langkah itu saja mengakibatkan PHK sekitar 600 karyawan di Tonic Fitness Technology, sebuah perusahaan yang dibelinya pada 2019 untuk membuat peralatannya.
Saham Peloton naik hampir 10 persen pada perdagangan Jumat (12/8/2022) sore di tengah berita tersebut. Namun sahamnya telah turun sekitar 90 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada akhir 2020.