Skema KPR FLPP dengan bunga tetap, KUR Rumah Subsidi untuk pekerja informal, hingga insentif pengembang, merupakan upaya serius untuk mewujudkan mimpi MBR. Namun, efektivitasnya bergantung pada beberapa faktor:
1. Lokasi rumah subsidi yang masih jauh dari pusat aktivitas ekonomi.
2. Keterbatasan akses kredit bagi pekerja informal tanpa slip gaji.
3. Daya beli lemah akibat ketimpangan antara upah dan biaya hidup.
Jika tantangan ini tidak diatasi, kuota besar 350 ribu rumah bisa saja tersisa tanpa pembeli yang benar-benar mampu.
Kabar baiknya, dengan KUR Rumah Subsidi Rp130 triliun, peluang bagi pekerja non-formal mulai terbuka. Skema ini memberi harapan bagi para pengemudi ojek online, pedagang kecil, hingga pekerja lepas yang dulu kerap ditolak bank.
Menggabungkan pendapatan suami-istri juga menjadi strategi cerdas agar bisa mengajukan KPR. Sementara itu, mereka yang belum siap membeli bisa memanfaatkan rusunawa sebagai hunian sementara sambil menabung DP.
Untuk mewujudkan mimpi punya rumah, diperlukan langkah kecil tapi nyata: hidup hemat, fokus pada prioritas, dan memanfaatkan program pemerintah sebaik mungkin. Pemerintah di sisi lain juga perlu memastikan lokasi, akses transportasi, serta kebijakan upah sejalan dengan harga rumah yang ditawarkan.
Dengan begitu, Program 3 Juta Rumah tidak hanya menjadi slogan, tapi benar-benar jadi jalan keluar bagi jutaan pekerja UMR yang selama ini bermimpi punya tempat tinggal sendiri. Informasi mendalam seputar hunian dapat diakses melalui Podcast Ruang Ratih di YouTube Channel Semen Merah Putih pada 29 Oktober 2025!