HONG KONG, iNews.id - Proposal restrukturisasi utang yang disampaikan China Evergrande Group kepada investor mendapat respons negatif. Pasalnya, proposal terbaru yang disampaikan perusahaan memuat periode pembayaran yang panjang dan kurangnya pemanis yang ditawarkan kepada investor.
Mengutip Reuters, Evergrande merupakan pengembang dengan utang tertinggi di dunia dengan liabilitas sekitar 300 miliar dolar AS. Restrukturisasi utang tersebut merupakan salah satu ujian perusahaan yang ditujukan untuk menyelamatkan perusahaan dari keruntuhan.
Perusahaan diketahui memiliki utang luar negeri sebesar 22,7 miliar dolar AS yang semuanya dianggap gagal bayar. Evergrande berencana memberikan dua opsi utama kepada pemegang obligasi dolar untuk menutup investasi mereka.
Kreditur dapat menukar semua kepemilikan mereka dengan surat utang baru dengan jangka waktu 10 hingga 12 tahun, atau mengubahnya menjadi kombinasi berbeda dari surat utang baru dengan tenor 5 hingga 9 tahun dan instrumen terkait ekuitas.
Kepala Investasi Pendapatan Tetap Haitong International Asset Management Ltd, Sunny Jiang menuturkan, secara keseluruhan pihaknya tidak terlalu puas dengan proposal restrukturisasi Evergrande, karena tidak ada lagi peningkatan kredit dan tenor baru terlalu lama.
"Jika rencana ini disahkan, kami khawatir ini akan menjadi contoh buruk bagi pengembang lain yang mempertimbangkan proposal restrukturisasi mereka, dan mungkin akan lebih menantang bagi pemegang obligasi untuk menutup investasi mereka," ujar Jiang dikutip, Kamis (23/3/2023).