Sementara itu, aset perusahaan pun meningkat sebagai hasil dari peningkatan revenue dan peningkatan aset tetap akibat revaluasi. Pertumbuhan ini juga terjadi seiring dengan dilakukannya beberapa aksi strategis perusahaan dalam pengembangan bisnis perusahaan.
Kinerja positif juga terbukti dalam volume produksi, INALUM memproduksi 114,654 metrik ton aluminium, lebih tinggi dari target RKAP Semester 1 sebesar 113.055 metrik ton. Sementara dalam kinerja penjualan, perusahaan berhasil membukukan penjualan sebesar 121.967 metrik ton dimana lebih dari 70 persen dijual untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik.
“Kami optimis bisa mempertahankan hasil positif di tengah 2022 ini. Ke depan, kami berharap bisa mempercepat beberapa aksi korporasi strategis perusahaan dalam rangka sinergisitas industri aluminium, dari hulu ke hilir agar manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga oleh masyarakat dan Indonesia,” ujar Danny.
Saat ini, sebagai satu – satunya Grup MIND ID penghasil aluminium, INALUM sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA. Proyek strategis tersebut diharapkan bisa membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan Regional.
Bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan NKRI ke 77, sebagai sumbangsih INALUM untuk hilirisasi aluminium yaitu menghadirkan anak usaha perusahaan yang bernama Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Pada tahun ini, IAA melakukan soft commissioning project revamping fasilitas remelt dan pembuatan Billet.
Diharapkan kehadiran IAA akan menambah kapasitas produksi billet sampai 50ribu MT per tahun dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik. Selain itu, INALUM juga mengedepankan kolaborasi serta sinergi dengan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi.