"Dengan penyelesaian 61 bendungan akan meningkatkan indeks pertanaman dari 143 persen menjadi 200 persen. Layanan air irigasi akan meningkat dari 231 bendungan eksisting sebesar 10,6 persen (761.000u ha) pada tahun 2015 menjadi 19,3 persen (1,4 juta ha sawah irigasi) pada tahun 2024," tutur Adenan.
Selain untuk ketahanan air dan pangan, Adenan menambahkan, dari 187 bendungan yang terbangun hingga 2015, 23 bendungan di antaranya dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 507.264 megawatt (MW). Bendungan-bendungan tersebut, yakni Bendungan Batutegi (28 MW); Jatiluhur (150 MW); dan Bili-Bili (20,1 MW).
Sedangkan untuk 61 bendungan yang dibangun dari 2015 sampai 2024, terdapat 43 bendungan memiliki potensi tenaga listrik dengan total kapasitas 258,16 MW, antara lain Bendungan Way Sekampung (5,40 MW); Jatigede (110 MW) dan Leuwikeris (20 MW).