Khusus dengan UAE, perusahaan juga banyak melakukan pembelian sulfur, yang banyak diproduksi oleh UAE dan diperlukan untuk pembuatan asam sulfat.
“Jadi sebagaimana arahan Menteri BUMN agar Pupuk Indonesia go global, kami melakukan ekspansi untuk mendekatkan diri pada pasar, dan juga mencari peluang-peluang bisnis lain, khususnya di bidang trading komoditas,” tuturnya.
Dia menyampaikan, pembukaan kantor di Dubai juga dapat meningkatkan efisiensi biaya serta menambah EBITDA uplift melalui pengembangan bisnis dengan memperbanyak penjualan secara Cost and Freight (CFR) dan/atau Cost Insurance Freight (CIF). Ini dapat dilakukan karena Dubai merupakan salah satu hub (penghubung) dari perusahaan-perusahaan logistik terkemuka dunia.
Dubai dipilih karena mempunyai reputasi sebagai salah satu kota terbaik di dunia untuk kemudahan berbisnis. Lokasinya sangat strategis, berada di antara negara-negara Eropa seperti Rusia, Belarusia, negara Afrika, seperti Maroko, Mesir dan negara Asia, seperti Yordania, India dan Tiongkok.
“Ke depannya, kantor perwakilan di Dubai ini kami targetkan dapat di-scale up menjadi trading company yang dapat memberikan EBITDA uplift kepada Pupuk Indonesia Group,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Pupuk Indonesia juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Fertiglobe, produsen pupuk nitrogen terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara sekaligus eksportir amonia dan urea lintas laut terbesar di dunia. Fertiglobe merupakan bentuk kemitraan strategis antara OCI N.V. dan Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (Abu Dhabi National Oil Company/ADNOC) dan terdaftar di Bursa Efek Abu Dhabi. MoU ini memungkinkan Pupuk Indonesia untuk memanfaatkan bisnis distribusi global Fertiglobe untuk memfasilitasi penyaluran produk amonia dan ureanya.