Keberadaan kawasan industri IMIP membuat perekonomian di Morowali menggeliat, khususnya di Bahodopi. Pertumbuhan ekonomi di wilayah itu terus berkembang, seiring meningkatnya investasi di Morowali.
Toko-toko kelontong berdiri persis bersisian dengan Jalan Trans-Sulawesi yang sempit tanpa menyisakan ruang. Bangunan kos-kosan pun tumbuh saling berdesakan di sekitar kawasan. Apa yang terlihat itu bukan pemandangan indah melainkan sebuah tempat yang mengalami ledakan ekonomi.
Dari hasil riset yang dilakukan secara mandiri oleh PT IMIP, menyebutkan bahwa di tahun 2021-2023, terjadi peningkatan usaha yang cukup signifikan di Bahodopi. Tahun 2021 tercatat 4.697 usaha yang tumbuh di wilayah tersebut.
Tahun selanjutnya, 2022, terjadi peningkatan sebanyak 5.034 usaha atau naik 6,67 persen dari tahun sebelumnya. Kemudian, pada tahun 2023, usaha di wilayah itu jumlahnya bertambah menjadi 6.617 usaha atau naik 24 persen dari tahun sebelumnya (unit kerja Research and Branding PT IMIP tahun 2024).
Dari pertumbuhan usaha tersebut, ditemukan 10 jenis usaha yang paling banyak digeluti oleh masyarakat di sekitar kawasan. Di antaranya, kios plus pertamini, stand makanan non-bangunan, kios sembako atau toko kelontong, warung makan, stand minuman non-bangunan, bengkel motor dan/atau mobil, toko pakaian, konter pulsa dan/atau tempat servis HP, laundry, dan kios menengah (unit kerja Research and Branding PT IMIP tahun 2024).
'Ledakan ekonomi' di wilayah tersebut, tentunya dipengaruhi oleh perkembangan investasi di kawasan industri IMIP yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Kehadiran IMIP sendiri, menjadi sebuah magnet ekonomi baru bagi masyarakat Morowali secara menyeluruh, bahkan para pencari cuan dari daerah lain di Indonesia.