“Saya sangat percaya bahwa kemitraan antara Indonesia dan Inggris akan mampu mencapai tingkatan baru dan dapat membawa manfaat bagi kedua negara kita,” ungkap Airlangga.
Airlangga menjelaskan, kemitraan antara Indonesia dan Inggris yang dilaksanakan pada berbagai bidang tersebut menerapkan konsep lead by example, salah satunya terkait kerja sama untuk transisi energi dan pengurangan deforestrasi.
Sebagai bagian dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP), Indonesia juga akan meluncurkan Rencana Investasi Komprehensif sebesar 20 miliar dolar AS untuk mendorong transisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Selain itu, Indonesia dan Inggris juga telah membentuk Joint Economic and Trade Committee (JETCO) pada tahun 2022 lalu untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi yang menjadi kepentingan bersama.
Dalam pertemuan awal JETCO, kedua belah pihak telah sepakat untuk fokus melakukan perundingan mengenai energi terbarukan, green growth, makanan, minuman, dan agrikultur.
Melalui optimalisasi JETCO tersebut, Airlangga berharap agar perdagangan bilateral kedua pihak dapat kembali meningkat, mengingat telah terjadi peningkatan pada tahun 2022 mencapai 5,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menko Perekonomian juga berharap bahwa kemitraan antara kedua belah pihak dapat diperdalam melalui kerja sama Free Trade Agreement (FTA).
“Kemitraan Indonesia dan Inggris harus terus mengarah pada pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan. Untuk tujuan ini, kita harus terus memperkuat kemitraan kita dua arah, perdagangan berkelanjutan dan investasi hijau,” ungkap Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2004-2009 dan Periode 2014-2019 Jusuf Kalla, Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Duta Besar the United Kingdom of Great Britain dan Northern Island untuk Indonesia dan Duta Besar the United Kingdom of Great Britain dan Northern Island untuk ASEAN.