JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menyepakati kerja sama bilateral untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik bagi layanan transportasi publik di Bali. Kemitraan antar pemerintah ini menjadi bagian upaya Indonesia mendorong transisi energi menuju visi Indonesia Emas 2045.
Kesepakatan itu tertuang melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati bersama Country Representative Global Green Growth Institute (GGGI) di Indonesia sekaligus Wakil Direktur Regional untuk Asia Timur Laut, Jaeseung Lee.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati menuturkan, sektor transportasi diproyeksikan berkontribusi hingga 9,93 persen untuk penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
"Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan mitra internasional mendorong kolaborasi antar K/L/P/D untuk transisi energi melalui penyediaan ekosistem dan infrastruktur transportasi e-bus tanpa emisi,” ujar Vivi dalam keterangan tertulis dikutip, Kamis (14/12/2023).
Wakil Direktur Regional untuk Asia Timur Laut, Jaeseung Lee menjelaskan, melalui mitra pelaksana GGGI, proyek Uji Coba Sistem Kendaraan Listrik dan Pengembangan Peta Jalan Investasi Transportasi Hijau di Bali senilai KRW 11 miliar (setara 8,8 juta dolar AS) ini dijalankan hingga Desember 2027, mencakup feasibility study, pelaksanaan, finansial, dan penyediaan bus elektrik dan ekosistem pendukung seperti stasiun pengisian daya untuk area Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) dan Klungkung.