Rosan menerangkan, sebagian proses industri kelapa memang telah menggunakan teknologi otomatisasi, namun kegiatan awal seperti pengumpulan dan pengolahan dasar kelapa tetap melibatkan masyarakat lokal.
"Ada bagian yang menggunakan teknologi, tapi untuk yang saya sebut ‘mengorek kelapa’, itu masih sangat bergantung pada tenaga kerja masyarakat setempat," tuturnya.
Dia menuturkan, Indonesia saat ini merupakan penghasil kelapa terbesar nomor satu di dunia, dan karena itu pemerintah berkomitmen menjadikan kelapa sebagai salah satu fokus hilirisasi berikutnya.
Dengan masuknya dua investor besar tersebut, Rosan optimistis sektor kelapa akan menjadi salah satu pilar penting dalam strategi hilirisasi nasional yang tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menyejahterakan petani.