Ari menambahkan, fasilitas mandi, cuci, dan kakus terpisah dari kamar. Selain itu, kompleks hunian ini memiliki aula yang bisa difungsikan sebagai ruang rapat atau tempat makan bersama, juga ada klinik, tempat peribadatan dan toko.
“Konsepnya one stop living agar para pekerja mendapat tempat tinggal yang layak dan manusiawi dengan fasilitas memadai agar dapat fokus bekerja,” ucapnya.
Proyek senilai Rp584,24 miliar yang dikerjakan Kementerian PUPR, Wika Gedung dan Adhi Karya ini ditargetkan selesai keseluruhan pada Mei 2023. Pengelolaannya nanti ditangani oleh Badan Otorita IKN.
Terkait adanya biasa sewa atau tidak di hunian pekerja konstruksi, Ari mengatakan, keputusan itu akan dikembalikan ke pengelola. “Itu nanti bagaimana manajemen pengelolanya,” ucap Ari.
Diketahui, pembangunan IKN membutuhkan lebih dari 233.000 pekerja dari berbagai daerah. Pada 2022 saja, Kementerian PUPR telah memulai 76 paket proyek senilai Rp21,7 triliun.