Pada Kamis (4/8/2022), perusahaan minyak negara Rusia Rosneft menyalahkan Exxon Mobil karena penurunan produksi di kelompok ladang minyak Sakhalin-1, setelah perusahaan energi utama AS itu mengatakan sedang dalam proses mentransfer 30 persen sahamnya ke pihak lain.
Secara terpisah, sebuah keputusan pemerintah yang ditandatangani pada 2 Agustus memberikan investor asing di proyek gas alam cair (LNG) Sakhalin-2 - Royal Dutch Shell serta perusahaan Jepang Mitsui & Co serta dan Mitsubishi Corp - satu bulan untuk mengklaim saham mereka di entitas baru yang akan menggantikan proyek yang ada. Keputusan baru ini tidak mencakup proyek Sakhalin-2.
Sebelum larangan diberlakukan, Exxon menyatakan telah membuat kemajuan yang signifikan keluar dari usaha Sakhalin-1 dan penarikan adalah proses yang kompleks.
"(Sebagai mantan operator), Exxon memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatan, perlindungan lingkungan dan integritas operasi," kata juru bicara Exxon Mobil Casey Norton, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/8/2022).
Sementara Shell sedang mencari opsi untuk menarik diri dari proyek, sedangkan pemerintah Jepang menegaskan kembali keinginannya agar perusahaan Jepang mempertahankan saham mereka di sana.
UniCredit Italia dan Intesa, grup Citi dan Raiffeisen terus mencari opsi untuk keluar dari Rusia, sementara yang lain seperti Societe Generale, dan HSBC telah menemukan jalan keluar.
Citigroup menolak berkomentar tetapi sebelumnya mengatakan akan terus mengurangi operasi dan eksposur ke Rusia. Citigroup juga telah berhenti meminta bisnis baru atau klien baru di Rusia.