"Kami telah lama mengusulkan ke China untuk beralih ke penyelesaian (pembayaran impor minyak dan gas Rusia) dalam mata uang nasional, baik yuan maupun rubel. Dengan Turki, itu akan menjadi lira dan rubel. Bahkan bisa juga menggunakan Bitcoin,” ujar Pavel Zalvany.
Bitcoin naik hampir 4 persen selama 24 jam terakhir menjadi sekitar 44.000 dolar Amerika Serikar (AS). Harga cryptocurrency melonjak sekitar waktu laporan berita tentang pernyataan Zavalny pertama kali melintas.
Ketua Komite Energi Duma Rusia juga mempertegas pernyataan Presiden Vladimir Putin yang meminta negara-negara "tidak bersahabat" namun membeli minyah dan gas Rusia untuk melakukan pembayaran dalam Rubel.
Pengumuman Putin mengirim harga gas Eropa melonjak karena kekhawatiran langkah itu mungkin memperburuk pasar energi yang sudah di bawah tekanan.
Meskipun AS telah melarang impor minyak Rusia sebagai bagian dari tanggapannya terhadap perang Rusia-Ukraina, tidak mungkin Uni Eropa akan mengikutinya. Pasalnya, sebagian besar negara-negara anggota Uni Eropa bergantung pada minyak dan gas dari Rusia.