Dari jumlah tersebut, pendapatan dari tembaga mencapai 8,96 miliar dolar AS (Rp134,4 triliun), emas 2,65 miliar dolar AS (Rp39,75 triliun), dan 3,29 miliar dolar AS berasal dari molibdenum (Rp49,35 triliun).
"Perusahaan menargetkan penjualan hingga akhir tahun sebesar 3,8 juta pound tembaga, 2,45 juta ounce emas, dan 95 juta pound molibdenum," katanya.
Dalam laporan keuangannya, Freeport membagi wilayah operasinya menjadi tiga bagian. Pertama, Amerika Selatan yang mencakup Peru (tambang Cerro Verde) dan Cile (tambang El-Abra). Dua tambang ini menghasilkan tembaga, molibdnum, dan perak.
Kedua, Amerika Utara. Ada sembilan tambang yang dikelola Freeport di kawasan ini yang menghasilkan tembaga, molibdenum, emas, dan perak. Sebagian besar konsentrat molibdenum berasal dari wilayah ini.
Ketiga, Indonesia yang menjadi wilayah operasi terbesar Freeport. Sepertiga tembaga Freeport diangkut dari bumi Papua dan hampir seluruh emas Freeport diangkut dari Indonesia. Hingga akhir tahun, Freeport menargetkan bisa menambang 1,16 juta pound tembaga dan 2,45 juta ounce dari Indonesia.