Ada pun strategi utama sepanjang tahun dengan meningkatkan kualitas layanan seperti digitalisasi layanan business process, kenyamanan layanan di outlet, revitalisasi gudang dan logistik, serta pelayanan prima kepada nasabah.
Perseroan juga akan memperluas jangkauan dan jenis layanan meliputi peningkatan jumlah agen, memberikan layanan online melalui aplikasi handphone, menambah produk baru seperti gadai tanpa bunga, gadai tanah syariah, dan layanan berbasis fintech.
"Strategi Pegadaian dalam menghadapi tantangan antara lain melakukan transformasi pengembangan kanal distribusi, maupun produk yang berbasis digital," kata dia.
Sunarso mengakui, kondisi persaingan di bisnis Pegadaian semakin ketat, antara lain disebabkan terbitnya Peraturan OJK 31/2016 yang memungkinkan masuknya pemain-pemain baru di industri pegadaian, seperti financial technology (fintech). Ia optimistis deengan strategi yang dijalankan Pegadaian tetap dapat mempertahankan pangsa pasar di industri gadai dan mampu mendiversifikasi mesin pertumbuhan pada produk-produk non gadai.
Untuk kebutuhan pendanaan sepanjang tahun ini, Perseroan menerbitkan obligasi berkelanjutan lll tahap ll dengan nilai total emisi Rp3,5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan refinancing obligasi, modal kerja dan pelunasan Surat Utang Pemerintah (SUP) yang jatuh tempo, serta mengejar target Outstanding Loan (OSL) periode 2018.
Selain itu, Pegadaian juga menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp500 miliar yang digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang lebih baik.