Dwi mengakui dampak Covid-19 yang menyebabkan harga minyak dunia bergejolak telah menurunkan aktivitas operasional kegiatan usaha hulu minyak dan gas (migas).
Bahkan, ada sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas (migas) yang menunda rencana bisnis mereka. Namun, pihaknya terus berkomunikasi agar produksi dan lifting minyak tetap terjaga.
"Angkanya yang realistis tahun ini 705 ribu barel per hari, dari target APBN 755 ribu barel per hari," katanya.
Selain itu, dampak Covid-19 dan gejolak harga minyak dunia juga menyebabkan penurunan pemanfaatan migas, penurunan keekonomian lapangan migas, penurunan outlook lifting 2020, dan mundurnya onstream Proyek Marakes dari Kuartal III 2020 menjadi kembali ke rencana awal POD Kuartal I 2020.