Sisno juga mengapresiasi Ketua Umum PP Polri dan Komisaris Independen Asabri yang telah merespons positif terkait persoalan blokir Asabri yang telah menyulitkan nasabah. Dalam pertemuan yang digelar Senin (20/2/2023) kemarin, telah dibahas langkah-langkah untuk mencari cara yang sederhana dan praktis dalam pelayanan pengambilan uang pensiun para nasabah Asabri.
"Sehingga sangat diharapkan agar Asabri sungguh-sungguh melakukan pelayanan yang customer oriented," tuturnya.
Sisno mengatakan, Asabri tak perlu membuat repot nasabahnya untuk mengambil uang pensiunan hingga harus antre panjang. Terlebih, ketika nasabahnya ingin mengambil uang tersebut ternyata uang pensiunannya diblokir oleh Asabri karena setiap bulan harus melakukan verifikasi virtual.
"Kalau tidak mengisi verifikasi akan diblokir. Lalu, untuk membukanya harus datang ke kantor Asabri, yang terkadang harus antre panjang, kasihan dan Nelongso. Yang korupsi Rp22 trilioun lebih adalah oknum pejabat Asabri, kenapa yang dibuat repot untuk verifikasi adalah nasabahnya?" ucapnya.
Dia menilai, verifikasi virtual tersebut dirasa cukup rumit. Pasalnya, jika tidak dilakukan verifikasi maka rekening nasabah akan diblokir dan untuk mengurusnya yang bersangkutan harus datang ke Kantor Asabri. Padahal, kewajiban untuk melapor setiap bulan tidak ada dalam perjanjian 'kesepakatan' nasabah dengan Asabri, dan kewenangan blokir bank juga tidak dimiliki Asabri.