Krisis tersebut telah menyebabkan kesengsaraan yang meluas bagi 22 juta orang Sri Lanka dan menyebabkan protes antipemerintah selama berminggu-minggu.
Lembaga pemeringkat internasional telah menurunkan peringkat Sri Lanka tahun lalu, yang secara efektif menghalangi negara tersebut mengakses pasar modal asing untuk meningkatkan pinjaman yang sangat dibutuhkan untuk membiayai impor. Sri Lanka juga telah meminta keringanan utang dari India dan China, tetapi kedua negara tersebut justru menawarkan lebih banyak jalur kredit untuk membeli komoditas dari mereka.
Adapun oligasi dolar Sri Lanka yang jatuh tempo Juli 2022 turun 1,8 sen terhadap dolar AS pada Selasa ke rekor terendah baru 46,07 sen. Sementara cadangan devisa Sri Lanka merosot 16 persen menjadi 1,94 miliar dolar AS pada bulan lalu.