JAKARTA, iNews.id - Jumlah startup alias perusahaan rintisan di Indonesia berada di urutan ke-5 dunia, dengan jumlah mencapai 2.379. Namun belakangan ini, banyak startup digital yang gulung tikar hingga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.
Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut fenomena musim gugur startup ini terjadi bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, salah satunya adalah kurangnya inovasi.
"Kita lihat LinkAja, di mana seharusnya LinkAja mempunyai pertumbuhan yamg pesat mengingat dompet digital menjadi salah satu yang menonjol di masa sekarang ini. Namun mereka gagal bersaing karena tidak punya inovasi," kata Nailul dalam Webinar Partai Perindo, Jumat (10/6/2022).
"Karena pada dasarnya produk yang dijual oleh stratup digital adalah inovasinya. Kalau menurut saya LinkAja gagal bersaing karena mereka tidak memiliki inovasi yang bagus dan juga tidak memiliki ekosistem yang kuat sih sebenernya," tambahnya.
Selain itu, menurut Nailul, banyaknya startup yang gugur juga disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah startup dengan pendanaan atau suntikan dana yang diberikan oleh investor. Ia menyebut pendanan startup di Indonesia masih terbilang kecil.