"Kemampuan membayar ini harus dielaborasi, siapakah mayoritas pengguna MRT? Pemprov juga harus punya data, untuk tujuan apa konsumen memilih menggunakan MRT?," kata dia.
Tulus menambahkan, apabila tujuan calon konsumen naik MRT karena faktor kenyamanan dan efisiensi waktu tempuh, maka tarif Rp 10.000 masih masuk akal.
Selain itu, manajemen MRT Jakarta juga harus mengeksplorasi potensi pendapatan di luar tiket. Hal ini karena sulit hanya mengandalkan tiket untuk menutup biaya operasional, apalagi investasi.
"Manajemen PT MRT Jakarta harus kreatif dan cerdas untuk menggali pendapatan dari aspek komersial lainnya seperti sewa lahan, bisnis di area TOD, dan promosi atau iklan," ujar dia.