Dari sepertiga UMKM yang masih bisa bertahan itu, kata Januar, sebagian besar dari mereka mencoba melakukan diversifikasi produk atau beralih ke online. Namun, hanya 1 dari 5 perusahaan yang berhasil.
"Itu pun mereka merespons kebutuhan baru seperti masker, hand sanitizer, dan sebagainya," ucapnya.
Januar mengatakan, 90 persen UMKM mengalami gangguan cashflow akibat penurunan omzet di tengah pandemi. Sebanyak 52 persen pelaku UMKM yang disurvei mengaku omzetnya turun hingga 50 persen dan 63 persen terpaksa merumahkan karyawan.