Kondisi serupa juga diutarakan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Erick mengatakan, BBM jenis Pertalite ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir. Hal ini karena sumber BBM (bahan bakar minyak) dalam negeri diyakini dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.
Kontroversi dan pro-kontra terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebenarnya bukan merupakan hal baru yang terjadi di negeri ini. Sejak masa pemerintahan Soeharto hingga Joko Widodo sekarang ini, harga BBM terus merangkak naik.
Hanya Presiden B.J Habibie saja yang tidak pernah menaikkan harga BBM dalam masa kepemimpinannya. Justru, Presiden Habibie diketahui menurunkan harga BBM sebesar Rp200, dari semula Rp1.200 per liter menjadi Rp1.000 per liter.
Gejolak harga minyak dunia diketahui terjadi pada 1998. Saat itu, Indonesia mulai memasuki era Reformasi, sekaligus mengalami krisis moneter. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan bertajuk Pengaruh Perubahan Harga BBM Terhadap Tingkat Inflasi Indonesia, disebutkan bahwa kritisnya harga minyak berimbas pada kesulitan pemerintah Indonesia dalam memenuhi anggaran pembangunan.
Pemerintah harus memberikan subsidi BBM bagi masyarakat dalam negeri. Hal itu sengaja dilakukan agar masyarakat tidak merasa terberatkan.
Baca pembahasan mengenai Kelangkaan BBM selengkapnya di IDXChannel.com melalui link berikut https://www.idxchannel.com/tag/BBM-Langka.