Menurutnya, kompetensi dewan komisaris masih menjadi masalah krusial, ketika perseroan dihadapkan pada berbagai situasi.
“Masalahnya juga sekarang, di BUMN ini komisarisnya terkadang tidak memberi dukungan karena kurang kompetensi di dewan komisaris, maka direksi tidak mendapat dukungan, tapi terkadang jadi beban bagi mereka," kata Tanri dalam kesempatan berbeda.
Kinerja BUMN, lanjut dia, didasarkan pada kebijakan-kebijakan Direksi perusahaan. Namun, regulasi akan diimplementasikan secara maksimal bila ada dukungan dari Komisaris dan Kementerian BUMN.
Masalahnya, penempatan figur komisaris dinilai tidak sesuai sehingga berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Saat itu, Tanri menyarankan agar direksi perlu mengubah strategi bisnisnya. Perubahan itu dari strategi utang ke strategic partner. Strategi partner merupakan kerja sama atau aliansi antara BUMN dengan perusahaan multinasional yang memiliki sumber daya yang mumpuni.