Aviliani pun memproyeksikan bahwa peningkatan ekonomi di angka 5 persen pada 2025 dinilai masih memungkinkan. "Kalau 5 persen di tahun depan masih mungkin kalau di atas itu sepertinya sulit. Solusi satu-satunya peningkatan investasi," tuturnya.
Sementara itu, Executive Director Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya membahas peningkatan ekonomi dari sisi perpolitikan. Menurutnya, pada masa pemerintahan Prabowo dapat dilihat bahwa transisi pemerintahan sudah sangat baik dan paling mulus sepanjang masa reformasi.
"Dalam konteks ini memberi kabar baik bagi minat investor, karna berbicara keberlanjutan di dalamnya, kita berbicara continue. Kedua, kabar baiknya terlihat adanya kepuasan publik di atas 70 persen, secara praktis terlihat mulus," tuturnya.
Namun, tantangan di masa kepemimpinan Prabowo saat ini, lanjut Yunarto, adalah bagaimana mengimplementasikan pemerintahan berkelanjutan yang santer digadang-gadang belakangan ini.
"Pada 100 hari kepemimpinan kita akan lihat bagaimana kondisinya, tetapi perlu diketahui juga, meskipun berkelanjutan, Prabowo bukan Jokowi. Jadi, sistem berkelanjutan yang dimaksud akan berbeda," katanya.
Dari ketiga pakar tersebut, peserta diberikan kesempatan untuk menggali lebih dalam mengenai dinamika ekonomi politik global dan pemerintahan baru Indonesia, serta memahami strategi investasi yang tepat.
Lewat talkshow interaktif dan pameran produk keuangan ini, CIMB Niaga juga hadir untuk memberikan solusi yang komprehensif bagi nasabah dalam mengelola kekayaan mereka.
Hadir pada momen special bagi para nasabah CIMB Niaga itu, Consumer Banking Marketing Head CIMB Niaga Deffy Lisa Hardjono, Corporate Communications Head CIMB Niaga Hery Kurniawan, Affluent Segment and Wealth Portofolio Head CIMB Niaga Irwan Hardono, serta Wealth Management Business Head CIMB Niaga Masagus Tirza.