"Proses transformasi kami menjadi digital telco pun juga akan terus berlangsung hingga terciptanya lingkungan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital melalui infrastruktur broadband, platform, dan layanan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Pemenuhan kebutuhan digital ini harus dilakukan demi mewujudkan kedaulatan digital Indonesia dan mewujudkan visi Indonesia Maju 2045,” ungkap Ririek.
TLKM mencatatkan kenaikan beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi di kuartal II-2021 menjadi Rp17,47 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,22 triliun, beban penyusutan dan amortisasi naik menjadi Rp14,69 triliun dari sebelumnya Rp13,92 triliun, dan beban karyawan naik menjadi Rp7,37 triliun dari sebelumnya Rp7,01 triliun.
Sementara itu, beban interkoneksi tercatat mengalami penurunan menjadi Rp2,35 triliun dari sebelumnya Rp2,95 triliun, serta beban umum dan administrasi turun menjadi Rp2,99 triliun dari sebelumnya Rp3,12 triliun.
Telkom Indonesia mencatatkan liabilitas sebesar Rp153,87 triliun dan ekuitas Rp110,10 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp263,97 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp246,94 triliun.