Lim mengatakan, Temasek berupaya memberikan pengembalian yang berkelanjutan dalam jangka panjang dengan berinvestasi ke early-stage companies.
"Meskipun ada risiko yang melekat setiap kali kami berinvestasi, kami percaya bahwa kami harus berinvestasi di sektor baru dan teknologi baru untuk memahami bagaimana area ini dapat memengaruhi model bisnis dan keuangan dari portofolio kami, dan apakah mereka akan menjadi pendorong nilai masa depan dalam dunia yang selalu berubah," ucapnya.
Sementara mengutip Business Times, Temasek menyatakan telah mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Caranya, dengan memperkuat pendekatan dalam meninjau tata kelola, manajemen dan kontrol perusahaan, terutama jika perusahaan tersebut tumbuh cepat.
FTX sebelumnya merupakan bursa kripto terbesar kedua di dunia. Namun perusahaan yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried itu bangkrut pada November 2022 lalu akibat kesalahan investasi dan penipuan, yang melibatkan perusahaan perdagangan Alameda Research, yang berafiliasi dengan FTX.