"Informasi awal hampir sepertiga lebih murah. Jadi ke distributornya sepertiga. Mungkin masuk ke konsumen sama," ucap dia.
Karena itu, dia minta kepada pelaku usaha untuk memberi kemudahaan kepada konsumen mengenali ciri-ciri produk asli yang diproduksi. Adapun imbas kepada konsumen dari pemakaian pelumas atau oli palsu ini, kendaraan perlahan bisa rusak.
"Susah dilihat ciri-cirinya. Pastinya pengujian lab akan membuktikan produk tersebut secara kualitas memenuhi apa enggak. Kita masih dalam pengujian," kata Kharim.
Untuk menindaklanjuti hasil temuan itu, dia mengatakan, sudah memanggil pemegang merek yang dipalsukan.
Sementara Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, hasil temuan ini masih perlu dilakukan pemeriksaan tes di laboratorium. Dia pun mengingatkan konsumen jika menemukan ada yang janggal, misal harga lebih murah, patut dicurigai.
"Kepada masyarakat, jika menemukan kejanggalan pada oli seperti ini, dilaporkan saja nanti kita tindaklanjuti," ucap Tutuka.