Tingkatkan Kolaborasi Industri Pertambangan dan Mineral, Aspebindo Gelar Indonesia Energy Outlook 2025

Aris Kurniawan
Diskusi panel dalam rangka Rakernas Aspebindo di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)

Kathy Wu yang mendapat giliran pertama memaparkan materinya menilai Indonesia adalah salah satu negara yang penting dalam industri energi dan sumber daya mineral. Oleh karena itu, agar dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam dan menarik investasi asing, menurutnya pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kebijakan yang tepat.

Dia mengambil contoh succes story Meksiko yang menerapkan  kebijakan dan regulasi, fiskal yang atraktif dan fleksibel, dan pemberian insentif dalam menarik investasi asing ke dalam industri energi dan sumber daya minera.

"Perbaikan kebijakan dan regulasi sangat penting untuk mendorong investasi asing masuk ke industri energi dan sumber daya mineral Indonesia. Pertimbangan lainnya adalah keamanan dan pemberian insentif," ujar Kathy.

Terkait investasi migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan investor luar negeri di dalam industri pertambangan sangat diperlukan oleh industri hulu minyak dan gas (migas) karena memang karakteristik industri migas adalah sangat high investment, high risk, dan high technology. 

"Pertamina pernah mengebor sumur yang memakan waktu hingga satu tahun dengan biaya triliunan, namun ternyata dry hold. Jadi industri ini sangat high risk dan high investasi, dan high technology. Kalau mendanai sendiri Pertamina nggak akan mampu. Saking besarnya risiko dan investasi yang diperlukan untuk industri ini, kita butuh investasi luar negeri, perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak," katanya.

Foto bersama usai diskusi panel dalam rangka Rakernas Aspebindo di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (Foto: iNews Media Group/Aldhi Chandra Setiawan)

Lebih lanjut, Nanang Abdul Manaf juga menyepakati pandangan Kathy tentang kepastian regulasi dan tingkat keamanan guna meminimalisir risiko. Untuk meningkatkan investor dari luar negeri, kata Nanang, pertama-tama harus meningkatkan prospektivitas eksplorasi di Indonesia. 

"Prospektivitas eksplorasi adalah penyediaan data, hasil studi-studi yang komprehensif dan terintegrasi sehingga risiko untuk kegagalan atau dry hold itu diperkecil. Prospectivity sangat penting kalau mau mendatangkan investor asing," tuturnya.

Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait
Bisnis
2 hari lalu

Ritel dan UMKM Bersanding, Aprindo Tegaskan Komitmen Tumbuh Bersama

Nasional
3 hari lalu

Prabowo Targetkan 18 Proyek Hilirisasi Rp600 Triliun Digarap Tahun Depan  

Bisnis
3 hari lalu

27 Tahun Majukan Negeri, Bank Mandiri Jangkau 60.000 Penerima Manfaat

Bisnis
4 hari lalu

Kolaborasi Ritel dan Teknologi Warnai Pembukaan Road to Hari Ritel Nasional 2025

Bisnis
4 hari lalu

Bank Mandiri Perkuat Komitmen ESG lewat Kinerja Keberlanjutan yang Solid

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal