NEW YORK, iNews.id - Tupperware Brands bersiap-siap untuk mengajukan kebangkrutan atau kepailitan pada pekan ini setelah beroperasi selama hampir 80 tahun. Rencana tersebut menyusul upaya perusahaan wadah penyimpanan makanan itu selama bertahun-tahun untuk menghidupkan kembali bisnis di tengah permintaan yang terus menurun.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (17/9/2024), mengutip sumber anonim yang mengetahui rencana tersebut, merek perlengkapan rumah tangga ini berencana untuk mengajukan perlindungan hukum setelah melanggar ketentuan utangnya. Perusahaan berbasis di Amerika Serikat ini tengah meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.
Tupperware bersiap-siap bangkrut setelah negosiasi berlarut-larut dengan para pemberi pinjaman mengenai cara mengelola utang lebih dari 700 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp10,74 triliun. Para pemberi pinjaman sepakat untuk memberi sedikit kelonggaran pada tahun ini atas ketentuan pinjaman yang dilanggar, tetapi ternyata kondisi perusahaan terus memburuk.
Kabar persiapan Tupperware mengajukan pailit tersebut membuat saham perusahaan turun lebih dari 50 persen pada penutupan perdagangan Senin, 16 September di Bursa New York.
Namun, rencana perusahaan itu belum final dan dapat berubah. Bloomberg melaporkan, seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar mengenai hal ini.
Tupperware telah bertahun-tahun memperingatkan keraguan dalam kemampuannya untuk tetap menjalankan bisnis. Pada bulan Maret, perusahaan mengakui tidak yakin bisnisnya dapat terus berjalan dan menghadapi krisis likuiditas. Juni lalu, Tupperware berencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di AS dan memberhentikan hampir 150 karyawan.