Adapun, Pemerintah Prancis, Italia dan Spanyol, dengan total 40 persen populasi Uni Eropa, telah mengindikasikan bahwa mereka akan mendukung tarif.
“Eropa harus membela diri jika perusahaan kami dirugikan dan tidak bersaing secara setara,” ujar Kementerian Perekonomian Spanyol.
Namun, Republik Ceko, Yunani, Irlandia dan Polandia masih memperdebatkan masalah tarif impor mobil listrik dari China, menurut sumber resmi dan pemerintah.
Pemerintah Jerman menekankan perlunya solusi negosiasi dengan China terkait kebijakan tersebut. Produsen mobil di negara tersebut mengatakan bahwa penerapan tarif impor adalah pendekatan yang salah, karena dampak negatifnya lebih besar daripada manfaatnya.
Meningkatnya biaya kendaraan listrik bagi konsumen melemahkan tujuan Uni Eropa untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.
Sementara, pembalasan China terhadap kebijakan yang dilakukan Uni Eropa di antaranya dengan mengenakan tarif tambahan terhadap ekspor cognac, daging babi, atau mobil mewah ke Uni Eropa.