JAKARTA, iNews.id - BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan utang secara konsolidasi sebesar Rp56 triliun hingga akhir 2023. Adapun, utang ini tengah menjalani proses restrukturisasi atau disehatkan.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengaku, fundamental keuangan perusahaan bergejolak lantaran beban bunga akibat nilai utang bernilai fantastis. Kondisi ini diperparah oleh beban pencadangan piutang, baik yang sedang ditagih dan yang bermasalah.
Perkara tersebut membuat emiten konstruksi pelat merah ini menanggung kerugian sepanjang tahun lalu. Tercatat, WIKA membukukan rugi Rp7,12 triliun atau naik 11.860 persen dari rugi di 2022 yakni, Rp59,59 miliar.
“Kami sampaikan disini bahwa dengan adanya beban bunga yang tinggi akibat utang yang cukup besar di tahun 2023 mencapai Rp56 triliun secara konsolidasi, baik di induk maupun di anak usaha,” ujar Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR dikutip, Selasa (9/7/2024).
“Beban bunga cukup tinggi, ditambah beban pencadangan piutang yang baik sedang kita tagih maupun sedang bermasalah, sehingga 2023 mengalami kerugian yang cukup besar,” tuturnya.