Menurut Bambang, kejadian di Denmark dan Italia itu sangat rendah dibandingkan kejadian pada masyarakat umum. Apalagi, tidak ada bukti yang terkonfirmasi soal keterkaitan antara pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan badan pengawas European Medicines Agency (EMA) yang memastikan keamanan vaksin. Selain itu, Pharmacovigilance Risk Assessment Committe (PRAC) yang menyelidiki kasus itu juga berkesimpulan manfaat vaksin masih lebih besar daripada risikonya.
"AstraZeneca terus berkoordinasi dengan otoritas setempat termasuk dengan EMA dalam menyediakan informasi terkait batch vaksin di sana. Dan pihak AstraZeneca juga akan terus melaporkan kepada pemerintah (Indonesia) secara berkala," katanya.