JAKARTA, iNews.id - Mewabahnya varian baru virus Covid-19 di China dan memanasnya hubungan negara tirai bambu dengan Amerika Serikat (AS), membuat harga minyak lesu pada awal pekan ini.
Research & Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX), Yoga Tirta, mengatakan mengawali perdagangan pekan ini, harga minyak terpantau bergerak bearish, seiring dengan lesunya permintaan dari China.
Hal itu, lanjutnya, antara lain dipengaruhi peningkatan kasus Covid-19 varian baru di sejumlah provinsi di China. Pada Jumat (23/7/2021), China melaporkan wabah baru Covid-19 di lima provinsi yang diduga berasal dari kota Nanjing, China bagian timur.
Selain itu, ancaman AS yang akan memberikan tindakan keras pada entitas China yang membeli minyak dari Iran. Hal itu, terkait dengan antisipasi AS atas kemungkinan Iran tidak akan melanjutkan pembicaraan nuklir atau mungkin mengadopsi garis yang lebih keras kapan di bawah kepemimpinan Ebrahim Raisi, Presiden baru Iran yang akan mulai menjabat pada 5 Agustus mendatang.
"Ancaman dari AS tersebut berpotensi menekan penjualan minyak Iran karena China merupakan importir terbesar minyak Iran. Namun, di sisi lain hal itu juga berpotensi memanaskan hubungan AS dengan China, yang dapat memicu masalah baru di tengah upaya pemulihan ekonomi global saat ini," kata Yoga dalam siaran pers, Senin (26/7/2021).