Di sisi lain, investor yang berpandangan bearish mengatakan bahwa hanya masalah waktu saja sebelum suku bunga yang lebih tinggi akan memperketat kondisi perekonomian dan menyebabkan penurunan.
Indeks S&P 500 sudah naik lebih dari 16 persen tahun ini, sebagian dibantu oleh perekonomian AS yang tetap tangguh dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi.
"Pasar mungkin akan sedikit terhibur jika siklus kenaikan suku bunga The Fed berakhir," kata Brent Schutte, kepala investasi di Northwestern Mutual Wealth Management Company.
Meski demikian, Schutte menilai perekonomian AS belum sepenuhnya akan terhindar dari resesi dan hal tersebut akan menentukan arah pergerakan saham.
Meskipun sebagian besar investor yakin resesi tidak mungkin terjadi pada tahun 2023, perlambatan tahun depan masih mungkin terjadi bagi sebagian pelaku pasar. Salah satu sinyal resesi yang mengkhawatirkan adalah kurva imbal hasil Treasury yang terbalik, sebuah fenomena pasar yang mendahului penurunan di masa lalu.
The Fed akan memberikan pernyataan kebijakannya pada hari Rabu, dengan kemungkinan 97 persen bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, menurut CME FedWatch Tool, yang melacak pertaruhan pada kontrak berjangka yang terkait dengan suku bunga kebijakan bank sentral.
Para trader melihat sekitar dua dari tiga kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan November.
Peluang untuk bulan Desember menunjukkan sekitar 60 persen suku bunga bertahan pada level saat ini.