"Pada kesempatan ini, saya sangat berbahagia karena peserta program IFI telah berhasil untuk untuk mengembangkan produk olahan berbahan baku lokal singkong, yang mampu menembus pasar global," ujar Reni.
Dia menjelaskan, pasar global berminat dengan produk singkong berkualitas baik, yakni berwarna putih, rasa enak, tidak pahit, sianida rendah, serta fresh pada saat diterima. Namun, hambatan komoditi singkong, yaitu umur simpan yang rendah.
Tetapi hal tersebut, kini tak menjadi persoalan, karena peserta IFI 2021 mampu berinovasi dengan implementasi teknologi guna mengoptimalkan kesegaran singkong dan memperpanjang umur simpannya. Dengan demikian, singkong hasil dalam negeri dapat memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor.
"Ekspor singkong beku dari Indonesia cukup menggembirakan. Dapat dilihat pada tahun 2020 untuk produk singkong beku, Indonesia telah mengekspor 16.529 ton dengan nilai 9,7 juta dolar AS yang mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 4.829 ton dengan nilai 4,1 juta dolar AS, dimana nilainya meningkat sebesar 135 persen (yoy)," tutur Reni.
Lebih lanjut Reni mengungkapkan, terdapat produk lain yang dikembangkan IKM Tanah Air dari olahan singkong dan mampu tembus pasar internasional. Adapun produk tersebut di antaranya keripik singkong, pati ubi kayu, dan mocaf.