Selain itu, BI juga mengatakan inflasi IHK akan kembali di bawah 4 persen mulai September 2023, ditambah dengan adanya pengaruh base effect setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun lalu.
"Begitu base effect hilang, inflasi IHK akan di bawah 4 persen. Kami perkirakan kurang lebih di angka 3,5 persen paling tinggi di semester II nanti," ujar Perry.
"Dengan dasar inflasi inti yang menurun lebih cepat dan rendah dari yang diperkirakan, di mana inflasi inti di bawah 4 persen di semester I dan inflasi IHK di bawah 4 persen, kita meyakini suku bunga BI rate melandai, dan memadai. Itulah stand kebijakan moneter," tuturnya.
Perry menambahkan, BI juga akan melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Hal tersebut untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan operasi moneter valas.
"Sehubungan dengan itu, BI akan terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi," ujarnya.