Royke juga mencatat, dana pihak ketiga (DPK) masih sehat untuk menopang penyaluran kredit sebesar 9,6 persen. Tercatat DPK BNI pada tiga bulan pertama 2024 meningkat 4,9 persen menjadi Rp780,2 triliun.
Menurutnya, BNI menyadari likuiditas merupakan suatu hal penting bagi perbankan untuk menyalurkan kredit. Adapun, DPK perusahaan didominasi oleh CASA sebesar 69,7 persen dari total DPK.
Sementara itu, total dana CASA mencapai Rp544 triliun, tumbuh 6 persen YoY dengan CASA rasio terjaga di posisi 69,7 persen. Hal ini membuat Loan-to-Deposit Ratio (LDR) naik ke level 89 persen dibanding 2023, yakni 85,8 persen.
“Dana pihak ketiga tumbuh 4,9 menjadi Rp780 triliun yang didominasi CASA sebesar 69,7 persen dari total DPK. Di tengah kondisi likuiditas yang sangat ketat, BNI terus berkomitmen untuk DPK, khususnya dana berbasis transaksi dapat di tumbuh sesuai dengan market,” tutur dia.
"Return on equity sebesar 14,5 persen, rasio kecukupan modal juga berada, CAR berada di level 20,5 persen di atas ketentuan regulator," kata Royke.