CORE: Defisit Transaksi Berjalan Berpotensi 3 Persen terhadap PDB

Isna Rifka Sri Rahayu
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

"CAD yang defisit itu sudah karakteristik ekonomi kita. Sudah biasa CAD, setiap tahun pasti defisit. Yang jadi masalah adalah dinamikanya, berapa persen defisitnya," kata dia.

Menurut dia, pelebaran CAD ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami tekanan yang berat. Pasalnya, CAD mencerminkan adanya ketidakseimbangan yamg tidak hanya di trade balance tapi juga di neraca modal.

"Seperti kita ketahui arus modal keluar yang terjadi selama semester I ini sangat besar. Ini yang kemudian tercermin di current account defisit," ucapnya.

Sementara itu, Ekonom CORE Muhammad Faisal mengatakan, pemerintah dan BI harus mendorong surplus perdagangan barang dengan meningkatkan daya saing ekspor dari produk manufaktur. Selain itu juga menekan defisit perdagangan jasa dengan meningkatkan sektor pariwisata.

"(Melebarnya CAD) karena lonjakan defisit di perdagangan barang akibat pertumbuhan ekspor yang lambat sementara terjadi lonjakan impor karena kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah," tutur Faisal.

Editor : Ranto Rajagukguk
Artikel Terkait
Keuangan
2 bulan lalu

Analisis Dampak Perjanjian Tarif AS–Indonesia pada Neraca Perdagangan

Nasional
5 bulan lalu

Neraca Dagang RI-AS Surplus 1,12 Miliar Dolar AS per April 2025

Nasional
6 bulan lalu

Menko Airlangga Bertemu Menteri Ekonomi Prancis Eric Lombard, Bahas Danantara hingga IEU CEPA

Bisnis
7 bulan lalu

Airlangga Lapor Hasil Negosiasi Tarif AS ke Prabowo, Siap Bentuk 3 Satgas Baru

Makro
7 bulan lalu

Impor RI di Maret 2025 Naik jadi 18,92 Miliar dolar AS, Ini Faktor Pendorongnya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal