"CAD yang defisit itu sudah karakteristik ekonomi kita. Sudah biasa CAD, setiap tahun pasti defisit. Yang jadi masalah adalah dinamikanya, berapa persen defisitnya," kata dia.
Menurut dia, pelebaran CAD ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami tekanan yang berat. Pasalnya, CAD mencerminkan adanya ketidakseimbangan yamg tidak hanya di trade balance tapi juga di neraca modal.
"Seperti kita ketahui arus modal keluar yang terjadi selama semester I ini sangat besar. Ini yang kemudian tercermin di current account defisit," ucapnya.
Sementara itu, Ekonom CORE Muhammad Faisal mengatakan, pemerintah dan BI harus mendorong surplus perdagangan barang dengan meningkatkan daya saing ekspor dari produk manufaktur. Selain itu juga menekan defisit perdagangan jasa dengan meningkatkan sektor pariwisata.
"(Melebarnya CAD) karena lonjakan defisit di perdagangan barang akibat pertumbuhan ekspor yang lambat sementara terjadi lonjakan impor karena kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah," tutur Faisal.