"Rupiah juga masih bisa menguat terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed tersebut," ujar Ariston.
Selain itu, sentimen positif juga dipicu rencana stimulus pemerintah AS sebesar satu triliun dolar AS untuk infrastruktur. Rilis data penjualan ritel AS semalam, yang mengalami kenaikan di Mei juga menguatkan sentimen positif bahwa pembukaan kembali ekonomi mendorong pemulihan.
Data penjualan ritel AS tumbuh 17,7 persen (mom) pada Mei dibandingkan data April yang turun 14,7 persen.
Namun, di sisi lain, lanjut Ariston, munculnya gelombang kedua pandemi dan masih meningginya penyebaran wabah di seluruh dunia masih menjadi kekhawatiran pasar. "Kekhawatiran ini bisa menahan penguatan dan memicu pelemahan aset berisiko kembali," katanya.
Dia menambahkan laporan IMF soal kontraksi ekonomi global yang diperkirakan melebihi prediksi sebelumnya, juga bisa menjadi penekan aset berisiko. Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat ke kisaran Rp14.000 per dolar AS dan potensi pelemahan ke Rp14.150 per dolar AS.