JAKARTA, iNews.id - Mayoritas milenial sulit meraih kebebasan finansial. Hal ini umumnya disebabkan oleh tiga hal.
Pertama, pemahaman tentang konsep dasar finansial. Sebagai contoh, mayoritas milenial tidak memiliki pemahaman waktu yang tepat untuk mempersiapkan dana darurat, proteksi, atau investasi.
Kedua, budaya konsumtif. Generasi sebelumnya cenderung mempunyai kebiasaan membeli suatu barang atau berinvestasi pada barang yang tak bergerak. Namun generasi milenial sekarang lebih mementingkan pengalaman. Contohnya, banyak anak muda yang suka travelling, menghabiskan waktu di restoran dan kafe, sedangkan tabungan yang mereka miliki sangat minim.
Ketiga, masih banyak milenial belum disiplin dalam menjalankan rencana keuangan yang ditetapkan. Hal tersebut terjadi karena generasi milenial menerapkan prinsip you only live once (YOLO) dan fear of missing out (FOMO).
Prinsip YOLO dan FOMO mengakibatkan banyak milenial tidak mempersiapkan dana darurat, investasi, asuransi atau pembelian aset seperti rumah. Prinsip YOLO dan FOMO membuat milenial fokus kepada tren yang terjadi dan tidak mau ketinggalan dari sukacita yang sedang berlangsung.