Permintaan anggaran tahap dua tersebut sekitar Rp600-700 miliar khusus untuk bencana di Lombok. "Tadi saya bilang yang pertama kita kasih Rp700 miliaran tapi itu sudah dia pakai untuk bencana lain. Sebagian alhamdulillah sudah bisa dipakai juga untuk Lombok. Sekarang dia butuh, dia mengusulkan Rp600-700 miliar," kata dia.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) meminta Kemenkeu untuk tetap efisien dalam menganggarkan dana untuk BNPB. Oleh karenanya, pihaknya tengah menghitung dana dengan cermat agar sesuai kebutuhan.
"Permintaan dari BI harus efisien. Kita kan mengalokasikannya harus efisien dan efektif, tepat sesuai kebutuhan. Nanti next-nya hitung lagi untuk kebutuhan apa dan kegiatan apa. Kita siap support," tuturnya.
Sebagai informasi, gempa bumi beruntun yang mengguncang Lombok menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan bertambah. Hingga Senin (20/8/2018) siang, jumlah korban tewas akibat gempa 6,9 skala richter (SR) di Lombok mencapai 10 orang. Puluhan lainnya dilaporkan luka-luka dan ratusan bangunan rusak parah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut, data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (20/8/2018) pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (dengan rincian, tujuh rusak berat, lima rusak sedang, 139 rusak ringan dan enam unit fasilitas ibadah.