Pada bursa saham Asia, indeks saham KOSPI (-0,88 persen), Nikkei (-0,27 persen), dan TOPIX (-0,67 persen) mendahului dengan ditutup melemah sehingga HangSeng (-0,53 persen) mengikuti namun Shanghai (+0,28 persen) berhasil menguat.
Pergerakan tersebut didorong oleh MSCI Asia Pacific Index yang turun seiring penurunan saham di Tokyo sedangkan di Shanghai China investor sedikit mendapat dorongan dari langkah bank sentral untuk mendukung likuiditas dalam sistem perbankan untuk mendanai pinjaman.
Bank Rakyat China menyuntikkan setara dengan sekitar 40 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman jangka menengah. PBOC telah menahan diri dari langkah-langkah yang lebih agresif, seperti menurunkan suku bunga pinjaman negara, karena peningkatan data ekonomi mengurangi tekanan untuk lebih banyak stimulus.
Sementara pada bursa Eropa, Indeks Eurostoxx (-0,03 persen), DAX (+0,63 persen), FTSE (-0,68 persen), dan CAC (-0,28 persen) masih tertekan. Pelemahan pada saham-saham sektor industri dasar di Eropa mengancam kenaikan terpanjang ekuitas Eropa sejak Oktober 2017.
"Poundsterling memperpanjang penurunan karena Perdana Menteri Theresa May mempercepat untuk membuat kesepakatan Brexit melalui Parlemen pada akhir bulan ini," tuturnya.
Sentimen selanjutnya investor akan terfokus pada Bank Jepang, Bank Kanada, Bank Rusia, Riksbank Swedia dan Bank Indonesia menetapkan kebijakan moneter.
Saham-saham yang masih dapat dicermati di antaranya GGRM, HMSP, ICBP, KLBF, IMAS, ITMG, PTBA, HRUM, ERAA, ACES.