"Saham berpotensi kedua adalah Timah Tbk (TINS) saat ini telah menembus area konsolidasinya dengan target harga di Rp1.480 selama mampu bertahan di atas area Rp1.210," ujarnya.
Saham potensial ketiga adalah saham semen BUMN, Semen Indonesia (SMGR). Sektor semen tahun ini diharapkan dapat bertumbuh setelah mengalami gejolak naiknya harga komoditas batu bara. Normalisasi harga batu bara global di tahun ini akan menurunkan biaya bahan bakar dalam produksi semen, yang pada akhirnya berpeluang menaikkan margin bisnis perusahaan semen.
"SMGR saat ini sedang bergerak di atas dynamic support untuk melanjutkan penguatannya ke area Rp7.825 dengan support di area Rp6.925," ucapnya.
Perusahaan tersebut tahun ini fokus membidik sektor pendukung transisi energi dalam jangka waktu pendek hingga panjang. Manajemen melihat prospek di sektor ini menjanjikan lantaran tren dunia yang semakin kuat mengarah ke penggunaan energi bersih sejalan dengan perkembangan ekosistem electric vehicle Indonesia, sehingga portofolio yang dipilih oleh manajemen berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Saratoga Investama Sedaya (SRTG) sebagai saham berpotensi selanjutnya telah menembus area base dengan target harga di area Rp2.690 dan support pada area Rp2.290. Saham berpotensi terakhir datang dari industri pulp dan kertas, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), yang saat ini berpeluang mengejar area classic resistance Rp8.025 selama bertahan di atas support Rp6.750.